Pria kelahiran Birmingham, Dean Sturridge pernah bersinar di Liga Premier bersama Derby County, Leicester City, dan Wolverhampton Wanderers. Dia juga sempat membela Sheffield United dan Kidderminster Harriers. Namun di balik kesuksesannya, ia berjuang melawan kecanduan judi yang menghancurkan.
“Saat cedera membuatku tak bisa main, aku hanya duduk di sofa. Bosan, punya banyak waktu luang dan uang. Di saat itulah taruhan semakin menjadi. Aku benar-benar kehilangan kendali,” tutur Dean Sturridge, mantan penyerang profesional.
Setelah lima setengah tahun berhasil pulih, Sturridge kini memanfaatkan pengalamannya untuk membantu orang lain yang terjebak dalam apa yang ia sebut “pulau terpencil” kecanduan. Ia baru saja menjadi duta lembaga amal Gordon Moody, organisasi yang pertama kali memperkenalkan Gamblers Anonymous di Inggris sejak 1971.
“Aku paham betul rasanya kecanduan: kesepian, terisolasi, diliputi rasa bersalah dan malu,” ujar Sturridge (51). “Cerita setiap orang unik, tapi kuharap pengalamanku bisa menginspirasi setidaknya satu orang.”
BACA JUGA: Callum Hudson-Odoi Merasa Hampir Kembali ke Masa Puncaknya
Dari Bintang Lapangan ke Jerat Judi
Masalah Sturridge mulai muncul sejak muda, tapi semakin parah ketika ia merasakan ketenaran dan kekayaan sebagai pesepakbola profesional. Padahal, ia sempat menjadi top skorer Derby County di Liga Premier.
“Gaji pertamaku seharusnya untuk membeli Ford Fiesta Firefly,” kenangnya. “Tapi uang itu lenyap dalam hitungan jam setelah masuk rekening – kalah taruhan.”
Ia akhirnya meminjam uang ke rekan setim untuk membeli mobil. “Aku bolak-balik dari bandar judi ke bank… mencairkan cek demi cek. Di penghujung hari, saldo nol padahal paginya masih jutaan.”
Gajinya yang besar memang menutupi kerugiannya, tapi dampaknya merembet ke kehidupan pribadi. “Saat bersama anak dan istri, aku malah asyik bertaruh lewat ponsel. Aku tak pernah benar-benar hadir dalam percakapan,” aku Sturridge dengan penuh penyesalan.
“Itulah hal yang paling kusesali. Tapi sekarang, aku bahagia bisa menjadi pribadi yang lebih baik – terutama untuk cucuku yang baru satu tahun.”
Momen Penentu
Situasi memuncak ketika istrinya pulang lebih awal dan mendapatinya sedang bertaruh pada balap kuda. Dalam 24 jam, Sturridge sudah menghadiri pertemuan Gamblers Anonymous.
“Melewati pintu tempat pertemuan itu menjadi titik balik. Sebagai penjudi, aku selalu mematikan emosi – kebiasaan yang juga kubawa sebagai atlet. Aku selalu mengubur perasaanku.”
Kini sebagai agen pemain, Sturridge yakin pemain muda lebih siap menghadapi tekanan ketenaran, tapi tetap butuh dukungan. “Orang sepertiku dan organisasi seperti Gordon Moody harus aktif mendatangi sekolah-sekolah dan klub-klub untuk membimbing mereka.”
View this post on Instagram