Lewis Hamilton membuka kisah perjalanannya menemukan identitas melalui mode di dunia Formula 1 yang serba terstruktur. “Pria kulit hitam selalu harus lebih unggul daripada rekan-rekan kulit putih kita,” tegas pembalap tujuh kali juara dunia ini dalam wawancara eksklusif untuk Vogue.
Pengakuan Lewis Hamilton ini datang menjelang perannya sebagai salah satu pembawa acara Met Gala 2024 – puncak pengakuan atas pengaruhnya di dunia fashion. Namun jalan menuju penerimaan ini tidak mudah. Ia mengungkap bagaimana industri F1 awalnya menolak gaya busananya yang berbeda.
“Saya ingat pernah dipandang sebelah mata oleh seorang bos karena memakai FUBU dan Timbs,” kenang Hamilton tentang masa awal kariernya. “Ayah saya pun berharap saya menyesuaikan diri.”
Perjuangan di Balik Seragam Tim
Musim debut Hamilton tahun 2007 bersama McLaren menjadi periode penuh tekanan. “Saat pertama kali menandatangani kontrak dengan F1, saya hanya diizinkan mengenakan perlengkapan tim, dan itu mengerikan,” ungkapnya. “Saya tidak merasa mampu menjadi diri sendiri.”
BACA JUGA: Real Madrid dan Dilema Mbappe: Ketika Bintang Mengalahkan Sistem
Tekadnya akhirnya membuahkan perubahan. “Saya memberanikan diri melampaui batasan dan berkata: ‘Lihat, saya ingin tampil dengan apa yang saya mau.'” Pengaruh Hamilton terbukti ketika pembalap lain mulai mengikuti jejaknya.
Babak Baru dengan Ferrari
Ironisnya, musim 2024 justru menjadi periode di mana Hamilton paling sedikit mengenakan pakaian pribadinya – hanya lima dari 18 hari lintasan. Ini merupakan musim pertamanya bersama Ferrari setelah 12 tahun bersama Mercedes.
Kini di posisi ketujuh klasemen dengan selisih 52 poin dari Lando Norris, Hamilton tetap fokus pada target utamanya: meraih gelar kedelapan yang bersejarah. Perjalanannya dari pembalap yang dipaksa seragam hingga ikon fashion global membuktikan satu hal – perubahan selalu mungkin, meski harus dimulai dari perlawanan kecil.
“Anda tidak dapat menyingkirkan saya atau mengubah cara saya berpakaian,” tandas Hamilton, meninggalkan pesan kuat tentang keberanian mempertahankan identitas di lingkungan yang rigid.
View this post on Instagram