Unai Emery kini fokus total mempersiapkan Aston Villa menghadapi Paris Saint-Germain, sebuah pertandingan yang bisa menjadi momen pembuktian terbesar dalam kariernya. Ironisnya, label “manajer Liga Europa” dan “di bawah level pelatih top” kepadanya justru berbalik menghantui mantan klubnya itu. Kini, dialah yang menjadi penghalang utama PSG di Liga Champions.
PSG masih trauma dengan kekalahan 6-1 dari Barcelona pada 2017. Kekalahan tersebut menjadi yang terburuk mereka di Eropa. Narasi pertandingan kali ini semakin dramatis karena Luis Enrique, pelatih Barcelona saat itu, kini justru membesut PSG.
“Dia tidak meninggalkan kenangan indah di sini. Orang mengenalnya sebagai manajer yang kalah dari Barcelona,” ungkap sumber internal PSG. Kekalahan itu disebut menciptakan “trauma” yang butuh waktu lama untuk pulih.
BACA JUGA: Marta Garcia Pulih dari Kecelakaan Mengerikan di Barcelona
Fakta Mengejutkan: Emery Raja Babak Gugur
Statistik membuktikan keunggulan Emery:
– 35 kemenangan dari 44 laga babak gugur dalam 17 tahun
– 4 gelar Liga Europa (rekor), termasuk kemenangan epik atas Liverpool (2016)
– Strategi jenius: Arnaut Danjuma memujinya sebagai “dalang taktis” setelah Villarreal mengalahkan Bayern Munich dengan formasi segitiga yang membingungkan Julian Nagelsmann
Dua Wajah Berbeda Emery
– Di PSG: Gagal mengendalikan bintang seperti Neymar dan Mbappé. “Para pemain tak percaya dia bisa memenangkan Liga Champions,” akui sumber klub.
– Di Villa: Sukses membangun tim solid. Marcus Rashford dan Marco Asensio merespons positif metodenya.
Momen Pembalasan Dendam
Pertandingan ini bukan sekadar laga biasa, melainkan kesempatan emas Emery untuk:
1. Membuktikan PSG salah menilai kemampuannya
2. Menunjukkan gelar Liga Europa bukan batasan karirnya
“Jika Anda bisa berkembang, itu sangat memuaskan,” kata Emery tentang filosofinya. Kini, saatnya ia membawa perkembangan itu ke puncak tertinggi – sekaligus mengubur kenangan buruk PSG dan menciptakan sejarah baru untuk Aston Villa.
View this post on Instagram
