Seru88 — Simon Tahamata, legenda sepak bola Belanda keturunan Maluku, kembali ke Indonesia dengan tujuan mulia: membantu perkembangan sepak bola nasional. Pada 22 Mei 2025, ia resmi ditunjuk sebagai Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia oleh PSSI.
Meskipun sebelumnya ia memiliki kesempatan untuk kembali ke Ajax Amsterdam, Simon memilih pulang ke tanah air untuk berkontribusi langsung.
‘Di Sini Punya Talenta’
Ia menyatakan, “Saya di sini karena kami punya talenta. Saya bisa kembali di Ajax, tetapi mau pulang kembali di sini. Menolong Patrick dan teman-teman di sini, jadi kami ada di sini untuk menolong Indonesia dan juga untuk anak-anak muda.”
Dalam pertemuan pertamanya dengan media di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Simon menegaskan bahwa kedatangannya bukan untuk urusan politik, melainkan semata-mata untuk olahraga.
Ia percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar dan berkomitmen untuk membantu mengembangkan bakat-bakat muda di tanah air.
Tugas Utama: Identifikasi dan Rekrut Talenta Muda
Sebagai Head of Scouting, Simon memiliki tanggung jawab besar dalam mengidentifikasi dan merekrut talenta muda, baik dari dalam negeri maupun diaspora, khususnya di Belanda.
Ia menekankan pentingnya memulai pembinaan sejak usia dini, menyebutkan bahwa “Kita di Belanda mulai dari di bawah 8 tahun, disini di bawah 13-15 tahun, sudah terlambat.”
Simon akan bekerja sama erat dengan pelatih-pelatih Timnas Indonesia, seperti Patrick Kluivert (pelatih timnas senior), Gerald Vanenburg (pelatih timnas U-23), dan Nova Arianto (pelatih timnas U-17), untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas pengembangan pemain.
Ia juga berencana melibatkan mantan pemain atau staf yang pernah bekerja di Ajax Amsterdam, seperti Jordi Cruyff dan Sjoerd Woudenberg, untuk memperkuat struktur pengembangan pemain di Indonesia.
Kolaborasi dengan Diaspora dan Mantan Pemain Eropa
Simon Tahamata menekankan pentingnya kolaborasi antara pelatih lokal dan diaspora Indonesia, serta mantan pemain Eropa yang memiliki pengalaman internasional.
Ia percaya bahwa dengan bekerja sama, mereka dapat membawa perubahan positif bagi sepak bola Indonesia. “Saya mau pakai anak-anak orang-orang yang jadi Indonesia. Bukan China, bukan Belanda. Dari itu mulai dengan anak-anak muda,” ujar Simon.
Ia berharap dengan pendekatan ini, Indonesia dapat bersaing lebih baik di level internasional, termasuk dalam menghadapi tim-tim kuat seperti China dan Jepang. Simon optimis bahwa dengan dukungan yang tepat, sepak bola Indonesia dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi di masa depan.