Rory McIlroy mengungkapkan keironisan situasi usai mengalahkan Justin Rose dalam playoff yang emosional untuk meraih gelar Masters ke-89. Kemenangan ini menyempurnakan grand slam karier sang pegolf Irlandia Utara, meski sempat membuang keunggulan lima pukulan di tengah lomba.
Rory McIlroy menyebut pencapaian ini sebagai “mimpi yang menjadi kenyataan”. Saat birdie-nya di hole ke-18 playoff mengantarkannya pada kemenangan atas John McBeth, ia tak lupa memberikan penghormatan pada rekan setim Piala Ryder-nya.
“Saya mengucapkan selamat padanya atas minggu yang luar biasa,” kata McIlroy dalam konferensi pers. “Sungguh ironis bagaimana hal-hal seperti ini terjadi. Kami berdua menjadi satu-satunya pemain yang diundang makan malam anggota klub Selasa lalu, dan akhirnya bertemu di playoff.”
BACA JUGA: Lando Norris Akui Masalah Koneksi dengan Mobil McLaren
McIlroy memuji Rose yang menunjukkan keanggunan sepanjang karier. “Dia juara hebat. Saya masih ingat playoff-nya melawan Sergio tahun 2017. Secara egois, saya senang bisa bertemu sesama pegolf Eropa di playoff ini, mengingat performa tim kami di Piala Ryder.”
Sang juara baru juga membagikan bagaimana Tiger Woods menginspirasinya. “Saya memimpikan momen ini sejak menyaksikan Tiger memenangi jaket hijau pertamanya tahun 1997. Butuh 17 kali percobaan sebelum akhirnya bisa berdiri di sini sebagai juara.”
Emosi McIlroy meluap di green ke-18. “Proses 14 tahun sejak keunggulan empat pukulan di 2011 akhirnya terbayar. Semua kegagalan sebelumnya membuat momen ini lebih berarti.”
Harry Diamond, caddy McIlroy, memainkan peran penting dengan menenangkan sang juara sebelum playoff. “Dia bilang, ‘Kita akan lakukan ini seperti latihan Senin pagi’. Itu membantu saya fokus dan melakukan ayunan sempurna,” kenang McIlroy tentang pukulan penentu yang memberinya kemenangan bersejarah ini.
View this post on Instagram