Real Madrid dan Dilema Mbappe: Ketika Bintang Mengalahkan Sistem

seru88indonesia

Thibaut Courtois mengungkapkan masalah mendasar Real Madrid usai mengalami kekalahan dari Arsenal dengan pernyataan mengejutkan.

Thibaut Courtois mengungkapkan masalah mendasar Real Madrid usai kekalahan dari Arsenal dengan pernyataan mengejutkan. “Kami banyak melakukan umpan silang, tapi tahun ini kami tidak punya Joselu, penyerang alami.” Padahal, ini seharusnya menjadi “tahun pertama” Kylian Mbappe – pemain termahal yang justru membuat Madrid merindukan penyerang berusia 35 tahun itu.

Courtois sendiri menyadari masalah tim: “Saya merasa kami adalah sebuah tim, tetapi kami harus lebih banyak bermain secara tim dan tidak semuanya bersifat individu.” Kenyataan di lapangan membuktikan Madrid kekurangan kreativitas dan arahan permainan. Arsenal dengan mudah menahan serangan mereka karena Los Blancos gagal membangun permainan yang terorganisir.

Proyek Sepak Bola yang Hilang di Era Perez

Florentino Perez kembali terjebak dalam pola pikir lamanya. Meski Juni Calafat sukses membangun tim berbasis bakat muda seperti Vinicius Junior dan Rodrygo, ketertarikan presiden Madrid pada bintang besar seperti Mbappe mengganggu keseimbangan tim.

BACA JUGA: Arsenal Tunjukkan Mental Baja di Kandang Real Madrid

Seorang sumber dekat klub mengungkap: “Presiden kami bisa mendapatkan bintang ini, jadi dia menginginkannya.” Hasilnya? Madrid yang juara Liga Champions musim lalu kini tersingkir di perempat final, dengan Mbappe bahkan tidak bermain penuh.

Masalah Taktis yang Nyata

Kehadiran Mbappe memaksa Vinicius bermain di posisi kurang optimal, sementara kebutuhan mendesak menggantikan Toni Kroos di lini tengah diabaikan. Madrid pun terlihat seperti tim tanpa rencana permainan jelas – hanya mengandalkan kecepatan individu tanpa struktur yang matang.

Statistik lari Mbappe (4,97 km/90 menit) dan Vinicius (5,47 km/90 menit) menjadi yang terendah di antara penyerang Liga Champions. Ketika Jude Bellingham membiarkan Martin Odegaard melintas begitu saja, terlihat jelas masalah kompensasi gerakan di tim.

Masa Depan yang Tidak Pasti

Dengan Luka Modric yang semakin menua dan tanpa pengganti Kroos yang memadai, Madrid menghadapi tantangan besar. Trent Alexander-Arnold disebut-sebut sebagai solusi, baik sebagai bek kanan pengganti Carvajal maupun gelandang kreatif.

Namun solusi sesungguhnya mungkin lebih fundamental: Perez perlu memahami bahwa “ilusi” sejati dalam sepak bola lahir dari permainan tim yang solid, bukan sekadar kumpulan bintang. Seperti kata Courtois: “Anda harus bersikap kritis terhadap diri sendiri dan melihat segala hal.”

Kekalahan dari Arsenal mungkin menjadi peringatan berharga bahwa bahkan klub sekelas Madrid tidak bisa mengandalkan bintang saja. Sepak bola, pada akhirnya, tetap permainan tim.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Bolanet24 (@bolanet24)

Also Read

Tinggalkan komentar