Seru88 – Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, merasa sangat bersalah dengan kekalahan memalukan yang dialami tim besutannya pada saat menghadapi Borneo FC dalam pekan ke-30 Liga 1 2024/25, di Stadion Jatidiri.
Pada laga tersebut, PSIS harus menelan pil pahit setelah dibantai Borneo FC dengan skor 2-5. Agius pun mengakui, dirinya terpukul atas penampilan anak asuhnya di babak pertama.
Babak pertama, PSIS sudah kebobolan 4 gol dari Borneo FC
Pada paruh pertama, Tim Mahesa Jenar sudah kebobolan empat gol. Menurut Gilbert, ini adalah performa babak pertama terburuk yang diperlihatkan PSIS musim ini. Meski mencoba bangkit pada babak kedua, tuan rumah akhirnya tetap menyerah.
“Sebetulnya ini merupakan pertandingan yang sangat penting bagi kami. Namun, kami malah mencatatkan babak pertama yang buruk, mungkin yang terburuk sepanjang musim ini,” ujar Gilbert dalam konferensi pers, Jumat (25/4/2025).
“Tentu saja sangat sulit untuk bangkit dari ketinggalan 0-4 pada babak pertama. Pada babak kedua, semua pemain sebetulnya memperlihatkan reaksi yang bagus. Namun, sayangnya masih belum cukup,” katanya.
Pada paruh pertama, Tim Mahesa Jenar sudah kebobolan empat gol. Menurut Gilbert, ini adalah performa babak pertama terburuk yang diperlihatkan PSIS musim ini. Meski mencoba bangkit pada babak kedua, tuan rumah akhirnya tetap menyerah.
Maklumi amarah masyarakat Semarang
Pelatih asal Malta itu menyadari, hasil ini bisa menimbulkan kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan dari seluruh pendukung PSIS Semarang. Tak hanya itu, masyarakat Kota Semarang tentu juga merasakan hal yang sama.
“Dalam momen-momen seperti ini, kami semua merasa sangat kecewa dan sedih. Kami tidak hanya mewakili klub PSIS Semarang saja, tetapi juga semua masyarakat yang ada di kota ini,” ungkap Gilbert.
“Sekarang, semua orang di kota ini merasa marah, kecewa, dan sedih. Kami harus mengambil tanggung jawab atas hasil ini, terutama karena penampilan buruk pada babak pertama,” sambungnya.
Kurang lepas
Agius menambahkan, anak asuhnya memang terlihat kurang lepas dalam memainkan bola pada babak pertama. Hujan deras yang mengguyur juga sempat menggenangi lapangan. Ini menyulitkan Mahesa Jenar untuk mengembangkan permainan.
“Kami seperti merasa takut untuk bermain sepak bola. Saya melihat pemain tak nyaman untuk bermain. Sedangkan pada babak kedua, kami memiliki keyakinan yang lebih besar,” kata Gilbert Agius.
“Kami bisa kembali untuk bermain seperti seharusnya. Sayangnya, hal ini masih belum cukup untuk menghindarkan kami dari kekalahan,” tutur pelatih berusia 51 tahun tersebut.
Tetap fokus
Sementara itu, Alfeandra Dewangga juga menekankan pentingnya fokus yang harus dijaga sepanjang pertandingan. Dia tak menampik jika performa rekan-rekannya kurang optimal pada babak pertama, sehingga kemasukan empat gol.
“Saya kira, apa yang sudah dikatakan Coach Gilbert sangat benar ya. Kami bermain sangat buruk pada babak pertama, sedangkan Borneo FC bermain sangat baik dengan determinasi yang bagus,” kata Dewangga
“Pada babak kedua, kami mencoba untuk lebih percaya dan lebih berani dalam bermain. Kami bisa mencetak dua gol, tetapi tidak cukup untuk mengembalikan keadaan. Ya inilah sepak bola. Kami harus fokus sejak awal dan berjuang sampai 90 menit,” ucapnya.