Seru88 — Paris Saint‑Germain memulai kiprah mereka di Piala Dunia Antarklub 2025 dengan kemenangan telak 4-0 atas Atletico Madrid di Rose Bowl, Pasadena. Gol-gol dari Fabian Ruiz (menit ke-19), Vitinha (injury time babak pertama), Senny Mayulu (menit ke-87), dan Lee Kang‑in (penalti menit ke-90+7) mengamankan kemenangan meyakinkan bagi sang juara Liga Champions.
Tim asuhan Luis Enrique langsung mengendalikan jalannya pertandingan sejak awal, dengan penguasaan bola mencapai 74–75% dan 11 tembakan tepat sasaran dibanding satu milik Atletico. Dominasi ini sekaligus mengirim pesan bahwa PSG bukan hanya juara Eropa, tapi juga penantang kuat untuk titel dunia.
Cuaca Panas, Rekor Baru, dan Kartu Merah Lenglet
Pertandingan di bawah panas terik — suhu mencapai sekitar 31 °C — memaksa para pemain melakukan jeda untuk menyegarkan diri. Namun PSG tetap tampil agresif dan mendikte tempo permainan meski kondisi berat.
Pertandingan semakin miring setelah Clement Lenglet diusir wasit pada menit ke-78 melalui kartu kuning kedua, memperkuat dominasi PSG. Gol-gol tambahan pun lahir pasca insiden tersebut, mempertegas magnitudo kemenangan bagi Parisiens.
Man of the Match Vitinha: “Seluruh Tim yang Bekerja”
Vitinha tampil gemilang dan dinobatkan sebagai Man of the Match setelah mencetak gol pada penghujung babak pertama. Ia menegaskan bahwa keberhasilan itu hasil kerja sama tim: “Seperti biasa, ini usaha bersama seluruh tim” .
Pelatih Luis Enrique puji performa tim secara keseluruhan: “Ini kompetisi berbeda, tetapi sangat menarik. Kami senang dengan hasil dan akan berlanjut ke pertandingan berikutnya” .
Donnarumma Tangguh, Lini Belakang PSG Tampil Solid
Tak hanya lini depan yang tampil mengesankan, pertahanan PSG juga patut diacungi jempol. Kiper Gianluigi Donnarumma mencatatkan clean sheet penting dengan satu penyelamatan krusial di babak pertama, ketika Atletico mencoba membalas lewat serangan balik cepat.
Duet lini belakang PSG juga tampil disiplin dalam menutup pergerakan Antoine Griezmann dan rekan-rekannya. Blok-blok penting dan pressing ketat menjadi kunci minimnya ancaman dari lini serang Atletico, menandai kemenangan PSG sebagai hasil dari performa komplet di semua lini.