Lewis Hamilton menggambarkan balapan debutnya bersama Ferrari sebagai “sebuah crash course besar” setelah finis di posisi ke-10. Hal tersebut terjadi tak lain karena kondisi cuaca dan serangkaian kecelakaan yang terjadi pada Grand Prix Australia.
Juara dunia tujuh kali itu sempat memimpin balapan untuk sementara waktu, namun harapannya untuk finishancur akibat keputusan strategi yang salah ketika hujan turun di akhir balapan. Hamilton, yang berusia 40 tahun, mengakui bahwa pengalaman itu membuatnya merasa kewalahan. “Rasanya seperti saya berada di ujung yang dalam,” katanya.
Balapan di Melbourne juga terasa cukup nano-nano karena kondisi aspal yang berubah-ubah. Alasannya karena kondisi aspal sempat basah dan kering secara bergantian.
Bahkan safety car pun harus masuk sebanyak tiga kali. Pertama start yang dibatalkan dan kemudian adanya beberapa kecelakaan. Meski begitu, Hamilton berhasil finis di posisi ke-10, mengamankan satu poin.
Dimulai dari posisi kedelapan di grid, Lewis Hamilton merenungkan kondisi yang sulit. Lewis Hamilton pun mengatakan, “Saya bersyukur bisa melewatinya, keluar dengan sedikit sesuatu, setidaknya satu poin.” Namun, dia jujur tentang kurangnya kepercayaan dirinya terhadap performa mobil, menyatakan bahwa dia “tidak memiliki kepercayaan diri pada mobil dan hampir saja menabrak dinding hampir sepanjang waktu.”
MERUGIKAN
Selepasnya, pengambilan keputusan yang keliru diambil Ferrari ketika hujan mulai turun deras di 13 lap tersisa. Mereka menunda pit stop untuk mengganti ban basah yang tentunya merugikan Hamilton.
Ferrari baru menginstruksikan Hamilton masuk pit stop di tiga lap setelah Lando Norris dari McLaren dan satu lap setelah Max Verstappen dari Red Bull.
“Sektor terakhir (dari lap), semua orang keluar jalur, tapi saya berhasil bertahan, jadi saya hanya melewati orang-orang, dan begitu sampai di garis start, trek sudah kering,” kenang Hamilton. “Tapi kemudian hujan deras turun hanya di dua lap terakhir. Hujannya turun, dan saat itulah kami seharusnya masuk pit.”
Hamilton menambahkan, “Saya pikir, ‘Oh Tuhan, saya berada di posisi ketiga’. Saya sempat memimpin sebentar. Tapi maksud saya, ya, saya tidak tahu apakah kami memiliki kecepatan sebanding dengan McLaren hari ini. Tapi saya rasa di mobil yang sebenarnya, ada banyak potensi, saya hanya merasa kami belum menguncinya minggu ini.”
BACA JUGA: Sindre Walle Egeli Baru Jadi Sasaran Transfer Liverpool
KEPUTUSAN KELIRU
Kepala tim Ferrari, Frederic Vasseur, mengakui bahwa tim telah membuat “keputusan yang salah”. Ia pun berjanji untuk meninjau situasi sebelum balapan minggu depan di Tiongkok.
“Ini adalah pertama kalinya kami harus berkomunikasi antara pit wall dan mobil. Kami bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik; itu tidak bersih sama sekali,” kata Vasseur. “Kami harus banyak belajar untuk akhir pekan depan dan memperbaiki komunikasi.”
Akhir pekan tersebut terbukti sulit bagi Ferrari secara keseluruhan. Charles Leclerc, yang membuat keputusan strategi yang sama dengan Hamilton, memulai di depan Hamilton dan finis dua posisi lebih tinggi setelah menyalip Hamilton pada restart terakhir.
“Kondisi hari ini tidak mewakili performa mobil,” komentar Vasseur. “Dari Jumat hingga Q2 lebih mewakili performa. Begitu ban Anda overheat, Anda mengalami penurunan besar. Gambar nyata dari performa lebih terlihat seperti yang kami lihat pada Jumat dan Sabtu, tetapi meskipun begitu McLaren satu langkah lebih maju.”
Meski hasil yang menantang, Vasseur tetap optimis tentang masa depan tim. “Jika Anda tidak mengadaptasi mobil untuk akhir pekan, untuk ban, untuk suhu trek, Anda keluar dari rentang performa. Akhir pekan depan akan berbeda,” jelasnya.
Kini Ferrari mempersiapkan diri untuk Grand Prix Tiongkok, dan Hamilton beserta timnya akan fokus untuk memperbaiki strategi. Tentu saja perbaikan akan dilakukan di sektor pengaturan mobil mereka guna memanfaatkan akhir pekan balapan yang akan datang.
View this post on Instagram