Leon Edwards menghadapi krisis karier setelah menyerah melalui guillotine choke Sean Brady di ronde keempat UFC London. Kekalahan kedua beruntun ini semakin menjauhkan petarung Inggris itu dari gelar welter yang pernah ia pegang.
Dominasi Mutlak Brady
Brady menunjukkan kelasnya dengan mengontrol pertarungan selama 10:16 menit setelah ronde pertama. “Saya mendominasi Leon di setiap ronde,” ujar petarung asal Philadelphia itu dalam konferensi pers. “Tidak ada yang pernah mempermalukannya seperti ini di tanah kelahirannya sendiri.”
Masalah yang Tak Kunjung Usai
Pertarungan ini memperlihatkan kelemahan Edwards yang sama seperti saat kalah dari Belal Muhammad:
– Kesulitan menghadapi permainan grappling lawan
– Ketidakmampuan membalikkan posisi saat terjatuh
– Penurunan daya tahan di ronde akhir
Daya Tarik yang Semakin Pudar
Edwards kehilangan dua hal penting secara bersamaan:
1. Sabuk juara welter
2. Aura “tak terkalahkan” selama 8 tahun
Kekalahan ini semakin memperburuk citranya sebagai petarung yang kurang menarik di mata promotor UFC. Padahal sebelumnya, tendangan KO spektakulernya ke Kamaru Usman sempat membuatnya menjadi bintang global.
BACA JUGA: Manchester United Ubah Nama Patrick Dorgu Atas Permintaan Keluarga
Analisis Pertarungan
Ronade 1:
– Edwards unggul dalam striking
– Mendaratkan beberapa pukulan akurat
Ronade 2-4:
– Brady mengambil alih dengan takedown beruntun
– Mengunci Edwards dalam posisi inferior
– Akhirnya memaksa menyerah di ronde 4
Komentar Pakar
“Edwards membutuhkan perubahan drastis dalam pelatihan grappling jika ingin kembali bersaing di puncak,” analis Jack Slack. “Atau mungkin ia harus mempertimbangkan pindah divisi.”
Sementara Brady kini berada di posisi prime untuk menantang juara, Edwards harus memulai dari nol lagi. Kebangkitan seperti yang dilakukan Robbie Lawler di masa lalu menjadi satu-satunya harapan untuk mengembalikan kejayaannya.
View this post on Instagram