Randy Orton, yang sebelumnya memiliki julukan “The Legend Killer,” telah membangun citranya sebagai legenda WWE selama lebih dari dua dekade. Ia memulai karirnya di Ohio Valley Wrestling bersama John Cena dan Batista, lalu melakukan debut di daftar utama sebagai anggota Evolution.
Pada usia 24 tahun, ia menjadi Juara Dunia Kelas Berat termuda dalam sejarah WWE. Hingga kini, ia masih aktif bertarung di atas ring melawan Bloodline, Kevin Owens, dan GUNTHER. Hal itu pun membuktikan bahwa ia memang layak menjadi ikon teratas dalam industri ini.
Meski kini Orton dikenal sebagai juara dunia yang disegani, masa lalunya tidak selalu mulus. Di awal karirnya, ia sering menciptakan keributan di ruang ganti, dengan cerita-cerita tentang buang air besar di tas tangan dan perundungan yang beredar selama bertahun-tahun.
Setelah menerima skorsing 60 hari karena penggunaan ganja, Orton mengikuti kelas manajemen amarah selama empat minggu untuk mengatasi perilaku buruknya dan sikap tidak hormatnya terhadap orang lain di belakang panggung.
BACA JUGA: Novak Djokovic Tak Setuju dengan Gugatan para Anggotanya di PTPA
Dalam wawancara dengan WWE Magazine pada tahun 2006, ia mengaku harus membayar $15.000 dan tinggal di kampus selama pelatihan. Ia mengakui bahwa ia mulai menyadari kesalahannya dalam banyak situasi. Akhirnya ia memahami bahwa telah membangun reputasi sebagai orang yang “sulit untuk bekerja sama dan menyebalkan.”
Pada tahun 2006, Orton menyatakan bahwa ia tidak lagi “gila” setelah menyelesaikan pelatihan manajemen amarah. Meskipun ia telah memperbaiki diri dan mengubah perilakunya, beberapa pegulat masih tidak bisa memaafkannya karena tindakannya di masa lalu.
Bahkan setelah berusaha memperbaiki diri, Orton tidak sepenuhnya menjadi sosok yang sempurna, yang sempat memicu kemarahan beberapa bintang baru di WWE selama bertahun-tahun.
View this post on Instagram
