Seru88 – Setelah meninggalkan Liverpool pada akhir musim 2023-2024, Jurgen Klopp kembali mengejutkan dunia sepak bola dengan menerima posisi sebagai Kepala Sepak Bola Global di Red Bull. Keputusan ini memicu banyak perdebatan, terutama di kalangan pendukung Borussia Dortmund, tetapi juga tidak lepas dari sorotan para penggemar Seru88. Klopp dikenal sebagai salah satu manajer terbaik di dunia, dan keputusannya untuk bergabung dengan Red Bull setelah sempat diperkirakan akan mengambil istirahat dari sepak bola memicu berbagai reaksi, baik dari para pendukung Liverpool maupun Dortmund.
Namun, menurut pakar sepak bola David Lynch, Klopp tidak menodai warisannya di Liverpool dengan bergabung di Red Bull. Meski begitu, ia memahami kekecewaan yang mendalam dari para pendukung Dortmund, terutama mengingat hubungan mereka yang sensitif dengan RB Leipzig, salah satu klub di bawah naungan Red Bull.
Jurgen Klopp di Red Bull: Langkah Tak Terduga Setelah Liverpool
Setelah meninggalkan Liverpool, banyak yang berharap Klopp akan beristirahat setidaknya satu tahun sebelum kembali ke sepak bola. Spekulasi tentang masa depannya berkembang, mengaitkannya dengan posisi manajer tim nasional Jerman dan Inggris. Namun, Thomas Tuchel akhirnya terpilih sebagai manajer tim nasional Jerman.
Pada awal Oktober 2024, Klopp mengumumkan kesepakatannya untuk menjadi Kepala Sepak Bola Global Red Bull. Mulai Januari 2025, ia akan mengawasi operasi sepak bola di klub seperti RB Leipzig, New York Red Bulls, dan Red Bull Salzburg. Pep Lijnders, mantan asistennya di Liverpool, kini menjabat pelatih di Salzburg, menambah dimensi menarik dalam kolaborasi mereka di Red Bull.
Keputusan Klopp bergabung dengan Red Bull mendapat kritik tajam dari pendukung Borussia Dortmund. Dengan dukungan investasi besar dari Red Bull, Leipzig merupakan simbol modernisasi komersial yang merusak nilai-nilai tradisional sepak bola Jerman.
Reaksi Para Penggemar Liverpool dan Dortmund
David Lynch, seorang pakar sepak bola, mengakui bahwa ia sedikit terkejut Klopp memilih peran ini begitu cepat setelah meninggalkan Liverpool. Menurutnya, Klopp sebelumnya sangat vokal tentang rencananya untuk beristirahat dari sepak bola. Namun, keputusan ini mungkin menunjukkan bahwa Klopp memang sudah siap meninggalkan Liverpool dan merasa waktunya untuk mengambil jeda belum tiba.
Lynch menjelaskan bahwa para penggemar Liverpool tidak memiliki alasan kuat untuk mengkritik Klopp atas keputusan ini. “Ini hanya peran back-office di Jerman, dan tidak langsung mempengaruhi Liverpool. Jadi, saya rasa tidak ada kekecewaan besar dari para pendukung Liverpool. Tetapi saya bisa memahami mengapa para penggemar Dortmund merasa tersinggung,” ujar Lynch kepada Seru88.
Bagi para pendukung Dortmund, bergabungnya Klopp ke Red Bull merupakan pukulan berat. RB Leipzig adalah salah satu klub paling dibenci di Jerman, khususnya di antara para pendukung klub-klub yang lebih tradisional seperti Dortmund. Leipzig, yang baru berdiri pada 2009, dengan cepat naik ke kasta tertinggi sepak bola Jerman berkat suntikan dana besar dari Red Bull, yang mengubah klub ini menjadi kekuatan dominan di Bundesliga. Mereka bahkan pernah dua kali menjadi runner-up di Bundesliga dan memenangkan dua gelar DFB-Pokal.
Kritik Pedas dari Mantan Pemain Dortmund
Kevin Grosskreutz, mantan pemain sayap Borussia Dortmund, mengkritik keras keputusan Klopp untuk bergabung dengan Red Bull. Dalam sebuah podcast sepak bola Jerman, ia menyebut keputusan itu “sialan,” mencerminkan frustrasi penggemar Dortmund.
Namun, menurut laporan Seru88, kontrak Klopp dengan Red Bull mencakup klausul yang memungkinkan ia mengambil alih posisi pelatih tim nasional Jerman jika Julian Nagelsmann meninggalkan jabatan tersebut. Klausul ini memberi Klopp opsi untuk kembali ke manajemen level tertinggi, yang dapat mengubah persepsi para pendukung di Jerman.
Lynch meyakini bahwa opini publik tentang Klopp akan berubah cepat jika ia mengambil alih tim nasional Jerman. “Jika Klopp sukses bersama Jerman, seluruh negara pasti akan mendukungnya kembali. Ia masih sangat disukai, dan kesuksesan di tim nasional akan memulihkan reputasinya,” ungkap Lynch.
Red Bull Leipzig dan Kebencian dari Rival
RB Leipzig, yang didirikan pada 2009, memulai perjalanan mereka di divisi kelima sepak bola Jerman. Namun, di bawah naungan Red Bull, mereka berhasil menjadi salah satu kekuatan dominan di Bundesliga. Selain dua kali menjadi runner-up Bundesliga, mereka juga telah memenangkan dua gelar DFB-Pokal, yang membuat mereka semakin dibenci oleh para penggemar rival di Jerman.
Sebagian besar kebencian terhadap Leipzig berakar dari pandangan bahwa klub ini melanggar nilai-nilai tradisional sepak bola Jerman. Klub-klub di Jerman mengikuti aturan “50+1”, yang mengharuskan anggota klub memiliki sebagian besar saham. Namun, Leipzig menjadi pengecualian karena dukungan finansial besar dari Red Bull, yang mengancam model kepemilikan tradisional di Jerman.
Sementara itu, pendukung Liverpool cenderung lebih netral dalam menanggapi langkah Klopp ini. Bagi mereka, Klopp tetap menjadi salah satu manajer terbaik dalam sejarah klub. Meskipun demikian, keputusan Klopp untuk segera kembali ke sepak bola setelah menyatakan niat untuk beristirahat tetap memicu pertanyaan.
Masa Depan Jurgen Klopp dan Red Bull
Keputusan Klopp untuk bergabung dengan Red Bull akan membawa tantangan baru dalam kariernya. Red Bull memiliki jaringan klub sepak bola yang kuat di seluruh dunia, termasuk RB Leipzig di Jerman, Red Bull Salzburg di Austria, dan New York Red Bulls di Amerika Serikat. Klopp akan memainkan peran kunci dalam mengawasi operasi sepak bola di klub-klub ini, yang bisa menjadi pengalaman berharga bagi mantan manajer Liverpool ini.
RB Leipzig telah memulai musim 2024-2025 Bundesliga dengan sangat baik, memenangkan empat pertandingan dan seri dua dari enam pertandingan pertama mereka. Dengan demikian, mereka saat ini sejajar dengan Bayern Munich di puncak klasemen. Di sisi lain, Red Bull Salzburg berada di posisi ketiga di Bundesliga Austria, hanya terpaut tiga poin dari pemimpin klasemen Sturm Graz, dengan dua pertandingan di tangan. Selain itu, New York Red Bulls juga berhasil lolos ke babak playoff MLS, duduk di posisi ketujuh di klasemen Wilayah Timur.