Inggris Bertekad Pertahankan Rekor Saat Hadapi Latvia

seru88indonesia

Seru88 – Timnas Inggris asuhan Thomas Tuchel akan kembali tampil di babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Kali ini, mereka akan menghadapi Latvia dalam laga yang digelar di Wembley Stadium. Pertandingan ini menjadi sorotan bukan hanya karena pentingnya tiga poin, tetapi juga karena bisa menorehkan sejarah yang tak diinginkan dalam 66 tahun terakhir.

Laga Penting untuk Tuchel dan Inggris

Laga melawan Latvia menjadi pertandingan kedua Thomas Tuchel sejak ditunjuk sebagai pelatih baru timnas Inggris. Pada laga debutnya, mantan manajer Chelsea dan PSG itu berhasil membawa Inggris menang 2-0 atas Albania. Dua gol dari Myles Lewis-Skelly dan Harry Kane membuat debutnya terasa manis.

Namun, di balik kemenangan itu, permainan Inggris di babak kedua dianggap kurang greget. Tim terlihat kehilangan tempo dan sulit membongkar pertahanan lawan. Karena itu, laga melawan Latvia akan menjadi ujian lanjutan bagi Tuchel. Ia harus membuktikan bahwa timnya bisa tampil konsisten, terutama saat melawan tim-tim yang di atas kertas lebih lemah.

Latvia Tak Bisa Dianggap Remeh

Meski bukan unggulan, Latvia memulai babak kualifikasi dengan kemenangan tipis 1-0 atas Andorra. Hasil itu menempatkan mereka di posisi yang sama dengan Inggris, yakni sama-sama mengoleksi tiga poin. Namun, Inggris unggul dalam selisih gol, sehingga menduduki puncak klasemen Grup K.

Yang menarik, pertandingan ini akan menjadi pertemuan pertama timnas pria Inggris dan Latvia dalam sejarah. Meski tim wanita Inggris pernah mencetak kemenangan besar 20-0 atas tim wanita Latvia pada tahun 2021, tim pria tentu tak bisa berharap skor sebesar itu. Tantangan yang dihadapi jelas berbeda.

Rekor Tak Terkalahkan Saat Bertemu Lawan Baru

Pertandingan melawan Latvia juga membawa misi lain bagi Inggris, yaitu memperpanjang rekor tak terkalahkan saat menghadapi lawan baru. Hingga saat ini, Inggris sudah menjalani 56 laga melawan negara-negara yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya, dan mereka belum pernah kalah.

Rekor itu dimulai sejak kekalahan terakhir mereka di pertandingan semacam ini, yaitu saat kalah 1-2 dari Meksiko pada Mei 1959. Sejak saat itu, The Three Lions mencatatkan 42 kemenangan dan 14 hasil imbang dalam laga-laga pertemuan pertama. Maka dari itu, Seru88 mencatat bahwa Tuchel berpeluang menorehkan rekor ke-57 tanpa kekalahan jika Inggris kembali menang.

Statistik Mendukung Inggris

Tak hanya rekor pertemuan, statistik lainnya juga berpihak pada Inggris. Mereka belum terkalahkan dalam 38 pertandingan terakhir di babak kualifikasi Piala Dunia dan Euro. Catatan impresif itu menunjukkan konsistensi tim dalam meraih poin penting di fase grup.

Sementara itu, Latvia justru memiliki catatan negatif saat menghadapi tim-tim besar. Mereka sudah kalah dalam 13 pertandingan terakhir melawan tim yang berada di peringkat 10 besar FIFA. Kemenangan terakhir mereka atas tim besar terjadi pada tahun 2003 saat menumbangkan Turki yang kala itu berada di peringkat kedelapan dunia.

Tuchel Bisa Ukir Sejarah Baru

Jika berhasil mengalahkan Latvia, Thomas Tuchel akan menjadi pelatih pertama Inggris sejak Fabio Capello yang memenangkan dua pertandingan kompetitif pertamanya. Capello mencatatkan rekor tersebut pada tahun 2008, dan jika Tuchel bisa menyamai atau bahkan melampauinya, maka ia akan mendapat kepercayaan lebih besar dari publik Inggris.

Namun, tantangan selalu ada. Jika gagal meraih kemenangan, Tuchel bisa mencatatkan namanya sebagai pelatih Inggris pertama sejak Sir Alf Ramsey pada tahun 1963 yang gagal menang di salah satu dari dua laga kompetitif pertamanya. Meskipun begitu, Ramsey sendiri kemudian sukses membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966. Jadi, semuanya masih bisa terjadi.

Rotasi Pemain, Strategi Tuchel untuk Jaga Performa

Dengan jeda waktu hanya 72 jam antara laga melawan Albania dan Latvia, Tuchel kemungkinan besar akan melakukan rotasi pemain. Apalagi, ada beberapa pemain yang mengalami cedera dan harus absen.

Anthony Gordon, misalnya, terpaksa  keluar dari skuad karena cedera pinggul. Ia sempat tampil menggantikan Marcus Rashford di laga sebelumnya, namun kini Rashford kemungkinan akan kembali ke starting XI meski performanya belum maksimal.

Tuchel juga dikabarkan mempertimbangkan untuk memberi debut penuh bagi Morgan Rogers, pemain muda Aston Villa yang tampil apik di level klub. Selain itu, posisi sayap kanan kemungkinan akan terisi oleh Jarrod Bowen menggantikan Phil Foden yang kurang efektif saat melawan Albania.

Di lini belakang, ada beberapa opsi lain yang bisa dipertimbangkan. Jordan Henderson bisa kembali mengisi lini tengah, sementara Marc Guehi, Levi Colwill, Tino Livramento, dan Reece James menjadi pilihan di lini pertahanan. Dengan banyaknya pilihan ini, Tuchel punya fleksibilitas dalam menyusun strategi.

Jadwal Berikutnya: Inggris Siap Tempur Musim Panas

Setelah laga melawan Latvia, Inggris akan kembali bertanding pada musim panas. Mereka akan menghadapi Andorra dalam laga lanjutan kualifikasi Piala Dunia pada 7 Juni. Kemudian, mereka akan menjalani laga persahabatan melawan Senegal di City Ground milik Nottingham Forest.

Jadwal ini menjadi kesempatan bagi Tuchel untuk menata skuadnya lebih matang. Ia bisa mencoba berbagai formasi, memberikan menit bermain untuk pemain muda, dan membangun chemistry yang lebih solid di antara pemain senior dan junior.

Persaingan di Grup K: Inggris Harus Konsisten

Grup K sendiri menjadi grup yang cukup menarik. Meski Inggris difavoritkan lolos sebagai juara grup, mereka tetap harus waspada terhadap kejutan. Latvia, Andorra, dan tim-tim lainnya mungkin tidak sekuat Inggris, tetapi sepak bola penuh kejutan.

Tuchel tidak boleh lengah. Ia harus memastikan anak asuhnya tampil konsisten di setiap pertandingan. Jika ingin lolos sebagai juara grup tanpa drama, maka kemenangan demi kemenangan harus terjadi sejak awal.

Performa Harry Kane, Pilar Penting di Lini Depan

Kehadiran Harry Kane tetap menjadi salah satu faktor penentu kemenangan Inggris. Kapten tim ini sudah mencetak gol ke-70 untuk negaranya saat melawan Albania. Dengan pengalaman dan insting mencetak gol yang tinggi, Kane seharusnya bisa kembali memimpin tim dengan ketenangan dan ketajamannya.

Selain Kane, pemain muda seperti Jude Bellingham dan Myles Lewis-Skelly juga menunjukkan potensi luar biasa. Mereka bisa menjadi kunci sukses Inggris, tidak hanya di kualifikasi ini tetapi juga di Piala Dunia nanti.

Sorotan Khusus: Myles Lewis-Skelly, Bintang Masa Depan

Debut gemilang Myles Lewis-Skelly saat melawan Albania jadi pembicaraan hangat. Pemain muda ini mencetak gol dalam penampilan perdananya bersama timnas senior. Performa itu menandakan bahwa generasi baru pemain Inggris sedang berkembang pesat.

Jika Tuchel mampu mengelola bakat-bakat muda seperti Lewis-Skelly, maka masa depan Inggris bisa sangat cerah. Para suporter tentu berharap pelatih Jerman itu bisa menjadi sosok yang memberi fondasi kuat bagi masa depan sepak bola Inggris.

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar