FA Tetapkan Kebijakan Baru untuk Pemain Transgender di Sepak Bola Wanita Inggris

seru88indonesia

FA mengumumkan bahwa wanita transgender tetap diperbolehkan berkompetisi di sepak bola wanita Inggris asalkan memenuhi kriteria.

FA mengumumkan bahwa wanita transgender tetap memperbolehkan berkompetisi di sepak bola wanita Inggris. Namun begitu saat ini memiliki kriteria atau aturan yang lebih ketat. Kebijakan terbaru ini mensyaratkan kadar testosteron rendah dan proses adanya observasi pertandingan.

FA menerapkannya karena untuk menilai apakah pemain berpotensi “menimbulkan risiko” terhadap keselamatan lawan. Tidak hanya itu, keadilan kompetisi juga menjadi patokan.

FA menegaskan bahwa proses formal baru ini akan memberi mereka “kewenangan penuh” dalam mengevaluasi kelayakan pemain secara “kasus per kasus.” Sebelumnya, sejumlah pegiat mendesak FA merevisi kebijakan transgender. Termasuk juga aksi unjuk rasa oleh sekitar 100 orang sebelum laga Inggris melawan Republik Irlandia November lalu.

Beberapa cabang olahraga seperti rugby union, rugby league, dan hoki telah membatasi kompetisi wanita hanya untuk pemain yang tidak mengalami pubertas pria. Namun, FA menyatakan saat ini hanya ada 20 wanita transgender terdaftar di sepak bola amatir Inggris—tidak satu pun yang bermain di level profesional di seluruh Home Nations.

BACA JUGA: Conmebol Ajukan Usulan Resmi Perluasan Piala Dunia 2030 Menjadi 64 Tim

Syarat Ketat untuk Pemain Transgender

Wanita transgender yang ingin berkompetisi harus membuktikan kadar testosteron mereka di bawah ambang batas selama minimal 12 bulan. Mereka juga wajib menyerahkan catatan medis terapi hormon dan menjalani tinjauan pengobatan tahunan.

Proses baru ini mencakup pengamatan langsung oleh pejabat FA selama pertandingan, memberi wewenang kepada asosiasi untuk mencabut atau menolak izin bermain jika dinilai perlu. Kebijakan inklusi transgender FA sebenarnya telah berlaku sejak 2015, dan BBC mengetahui bahwa jarang terjadi masalah terkait keselamatan atau keadilan.

Tekanan Politik dan Kontroversi di Lapangan

Pada Desember 2023, 48 anggota parlemen menandatangani surat terbuka yang mendesak FA mengubah aturan inklusi transgender. Hal itu tak lain demi “melindungi wanita dan anak perempuan” dalam sepak bola. Isu ini mencuat setelah beberapa tim dilaporkan mengundurkan diri dari pertandingan melawan klub rekreasi di Yorkshire akibat cedera yang disebabkan oleh tembakan pemain transgender.

Kasus terbaru terjadi pada September 2024, ketika tim putri Sutton United menunda laga melawan Ebbsfleet United. Alasannya karena mereka “sangat berhati-hati” setelah merekrut kiper transgender Blair Hamilton.

Di sisi lain, Sutton United justru membuat sejarah pada Januari 2024 dengan mengangkat Lucy Clark sebagai manajer transgender terbuka pertama di sepak bola Inggris.

Menanggapi berbagai dinamika ini, CEO FA Mark Bullingham menyatakan pada Maret lalu bahwa pihaknya terus berupaya “menyempurnakan” kebijakan transgender, tetapi menegaskan bahwa regulasi saat ini sudah “tepat.” Keputusan terbaru FA ini mencerminkan upaya menyeimbangkan inklusivitas dengan keamanan dan keadilan kompetisi—sebuah tantangan kompleks yang masih terus berkembang di dunia olahraga.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Bolanet24 (@bolanet24)

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar