Seru88 – Hanya berselang lima hari setelah malam magis di Liga Champions, Inter Milan kini harus kembali menapak bumi. Lawatan ke markas Torino, Minggu (11/5), jadi bagian penting dari upaya terakhir mempertahankan Scudetto Serie A.
Sementara dunia masih membicarakan comeback dramatis mereka melawan Barcelona, Napoli tetap memimpin klasemen dengan keunggulan tiga poin. Dengan hanya tiga laga tersisa, Nerazzurri harus sempurna sambil berharap rival terpeleset.
Torino di sisi lain tidak sedang dikejar target besar. Namun, justru tim seperti inilah yang bisa bikin repot saat motivasi mereka ringan dan tanpa beban.
Euforia dan kelelahan
Laga leg kedua melawan Barcelona disebut-sebut sebagai duel terbaik Eropa sepanjang masa. Inter menang agregat 7-6 dalam duel dua leg yang penuh drama dan tensi tinggi.
Gol penyeimbang Francesco Acerbi di menit akhir menghidupkan harapan, kemudian gol Davide Frattesi di extra time mengunci tiket final. Perayaan di San Siro begitu liar, bahkan Frattesi nyaris pingsan karena euforia.
Mereka akan menghadapi PSG di final. Sebelum terbang ke Munchen, Simone Inzaghi dan anak buahnya harus bereskan tiga laga domestik, mulai dari Torino.
Kurang baik dalam jalani laga tandang
Menang atas Hellas Verona pekan lalu memang memberi sedikit kelegaan. Namun, performa tandang Inter sejak awal 2025 memunculkan kecemasan.
Dari tujuh laga tandang terakhir di Serie A, mereka cuma sekali menang. Sebelum itu, mereka sempat mencatat delapan kemenangan tandang beruntun.
Secara defensif pun, terlihat ada penurunan. Inter adalah salah satu dari dua tim papan atas yang belum pernah mencatat dua clean sheet beruntun tahun ini.
Torino bagus di kandang
Meski kalah 2-3 di kota Milan pada pertemuan pertama musim ini, Torino punya rekor kandang yang patut dibanggakan. Mereka belum pernah kalah di Olimpico Grande Torino sepanjang 2025.
Paolo Vanoli membangun tim yang solid, meski hasil imbang 1-1 lawan Venezia pekan lalu sedikit mengecewakan. Nikola Vlasic menyelamatkan satu poin lewat penalti di menit akhir.
Saat ini, mereka duduk di peringkat 11 dan bersaing dengan Como serta Udinese demi finis di 10 besar. Sebuah pencapaian yang bisa jadi penutup manis musim ini.