Tottenham Hotspur mungkin belum meraih kemenangan di perempat final Liga Europa, namun mereka membuktikan adanya semangat baru. Pasalnya Tottenham Hotspur berhasil meraih hasil imbang 1-1 melawan Eintracht Frankfurt. Meski menghadapi tim yang tampak canggung, Spurs sebenarnya lebih unggul dan bisa saja meraih kemenangan seandainya lebih tajam di lini depan.
Ange Postecoglou pasti akan meyakinkan anak asuhnya bahwa kemenangan masih mungkin mereka raih di leg kedua nanti. Hasil ini setidaknya memberikan secercah harapan di tengah musim yang suram, sekaligus bisa menjadi penyelamat bagi posisi sang manajer.
Pedro Porro menjadi simbol kebangkitan Spurs. Setelah melakukan kesalahan yang berujung pada gol brilian Hugo Ekitike di menit keenam, bek asal Spanyol itu bangkit dengan indah. James Maddison memberikan umpan balik yang cerdik, dan Porro menyelesaikannya dengan sentuhan tumit ala Lee Sharpe atau Gianfranco Zola.
Gol-gol berkualitas memang jarang terlihat dalam laga ini. Namun konteks pertandingan patut menjadi perhitungan. Spurs dengan mudah bisa saja ambruk setelah kebobolan lebih awal, apalagi setelah berbulan-bulan dilanda ketidakstabilan. Namun yang terjadi justru sebaliknya – tim menunjukkan ketangguhan dan merespons dengan baik.
BACA JUGA: Paddy Pimblett, Favorit Tak Terduga yang Terus Mengejutkan Dunia UFC
JALANNYA PERTANDINGAN
Penonton di stadion awalnya bersemangat menyaksikan kilasan sejarah kejayaan Spurs di kompetisi ini tahun 1982 dan 1984. Namun gol cepat Frankfurt meredam euforia tersebut. Meski tidak menampilkan permainan terbaiknya, Spurs tetap menunjukkan kualitas sebagai tim yang lebih superior.
Frankfurt sengaja bermain bertahan, namun Spurs berhasil membuat mereka tidak nyaman. Kiper Kaua Santos menjadi pahlawan tamu dengan serangkaian penyelamatan gemilang, termasuk penyelamatan akrobatik dari tembakan Son Heung-min dan sundulan Micky van de Ven di menit-menit akhir. Postecoglou hanya bisa menunduk kecewa.
Keberuntungan juga tidak memihak Spurs. Lucas Bergvall nyaris mencetak gol spektakuler dengan tendangan keras dari luar kotak penalti yang hanya menghantam mistar gawang.
Di sisi lain, Frankfurt hanya mengandalkan bakat individu Ekitike. Striker muda Prancis itu membuktikan kenapa ia dijuluki salah satu talenta terbaik dunia dengan penyelesaian dinginnya. Namun timnya gagal memaksimalkan potensinya – Ekitike lebih banyak berlari sendirian dan melewatkan peluang emas di babak kedua.
Hasil imbang ini meninggalkan segalanya terbuka untuk leg kedua. Yang pasti, Spurs telah menunjukkan mereka punya lebih banyak peluang untuk lolos. Dengan semangat baru yang ditunjukkan, harapan masih terbuka lebar bagi Postecoglou dan anak asuhnya.
View this post on Instagram